Pages

Hati Yang Bijak Buat Seorang Teman

Pagi hari ini begitu cerah, burung-burung bernyanyi begitu merdunya, dan pepohonan bergoyang diterpa angin. Sang mentari memancarkan cahayanya dari ufuk timur. Seakan menyinari kehidupan yang begitu indah ini.

Pagi ini aku merasa sangat berbeda dengan hari-hari sebelumnya, aku merasa hari ini akan terjadi kejadian yang berbeda.

Pagi ini, aku harus pergi ke sekolah untuk menjalankan kewajuban sebagai seorang siswa. Seperti biasa aku ke sekolah dengan ditemani sepeda buntut pemberian ayahku yang selalu aku jaga dan aku rawat.



Waktu menunjukkan 06.30 tandanya aku harus segera berangkat ke sekolah. Aku kayuh sepedaku sekuat tenaga, agar aku dapat cepat sampai di sekolah.



Sesampainya aku di sekolah aku, aku pun langsung melangkahkan kaki ku kedalam kelasku. Seperti biasa teman-temanku di sekolah melakukan kegiatannya masing-masing dengan penuh semangat. Tapi temanku santi yang merupakan teman baikku dan yang sudah ku anggap seperti sodara aku sendiri. Dia tidak seperti biasanya. Dia terlihat begitu sangat murung pagi ini, akupun mendekaninya.

“Pagi Santi, ada apa ni kamu San? Kamu tidak terlihat seperti biasanya. Kamu lagi ada masalah ya? Kalau kamu mau cerita, cerita saja San sama aku! Sapa tau aku dapat membantumu” Tanya aku padanya.

Sambil temurung dia menjawabnya ”Ya ni Ani”.

“Ada masalah apa San? Cerita aja ma aku!”

“ begini ani, aku lagi sedih ni an, kenapa ya an orang yang aku sayangi tak biasa merespon semua rasa yg aku berikan padanya?” tanyanya sambil merenung sedih.

“Maksudnya kamu gimana san?”

“Mengapa orang ygang aku sayang tidak bisamenerima rasa saying yang aku kasi padanya. Apakah semuanya ini karena aku miskin?......”

“Mungkin dia belum bias merespon atau menerima rasa saying yg kamu berikan san. Mang sapa sih yang kamu suka kalau aku boleh tau?”

“Ia Benny. Aku begitu saying padanya.”

Akupun terkejut dengan jawabannya, karena aku juga mempunyai rasa sayang padanya. Aku menjadi bingung untuk menjawab apa pada santi. Tapi aku tetap berusaha untuk tenang agar Santi tidak mengetahui perasaan aku pada Benny.

“Ya San, kamu harus sabar menghadapinya”.

“Ya Ani, Cuma itu yang bias aku lakuin saat ini Ani”.



          Waktu sudah menungjukkan 07.25, itu tandanya pelajaran akan segera di mulai. Bel sekolah pun berbunyi “teng,teng,teng”. Semua siswa pun bersiap utnuk belajar di kelasnya masing-masing. Akupun berkata pada santi.

“san sudah bel masuk ni, kamu lupain dulu masalahmu ya San. Sebaiknya kamu sekarang focus dengan pelajaran!”

“Ya ani, makasiya kamu dah mau membantu aku”.

“Ya San sama-sama, itulah gunanya seorang teman. Harus slalu bantu membantu”.

Kami pun berhenti bercakap dan segera fokus ke pelajaran yang akan kami dapatkan.



          Waktu sudah menunjukkan pukul 12.30 tandanya siswa akan segera pulang. Sesaat kemudian bel pulang pun berbunyi “teng,teng,teng”. Semua siswa sangat senang karena akan segera pulang, begitu pula dengan aku. Akupun bersiap-siap untuk pulang. Saat aku ingin kluar dari kelasku, aku bertemu dengan Benny di depan kelasku. Iapun berkata pada aku.

“Ani, biasa bicara  dengan ku sebentar?” Tanyanya sambil berharap.

“Maaf Benny aku lagi buru-buru”.

Aku pun berusaha untuk menghindar darinya, karena aku tidak mau membuat temanku sedih. Aku pun berusaha untuk keluar, tapi Benny terus menghalangi aku.

“Mau kamu apa si Ben?” Tanya aku sambil sedikit panik.

“Aku mau bicara dengan mu” jawabnya.

“Aku kan sudah bilang, aku lagi buru-buru”.

“Mang kamu mau bicara apa Ben?”

“Ikut aku dulu ke perpustakaan sekolah!”

Benny pun mengajak aku ke perpustakaan sekolah. Sesampainya di perpustakaan Benny membalikkan badannya dan menatap aku. Dan berkata kepadaku.

“Ani, kita sudah lama berteman. Aku tau kamu masih sendiri begitu juga dengan aku?” Tanya Benny sambil berharap

“Maksudmu apa Ben?”

“Kita sudah lama berteman, rasa itu pun tumbuh dihatiku”.

“(Aku kebinggungan) maksudnya kamu?”

“Rasa sayang itu tumbuh dihatiku, sebenernya aku sudah lama memendam perasaan aku kepada kamu Ani. Maukah kamu menjadi bunga dalam hatiku, yang selalu menemaniku di saat aku senang ataupun duka?”

Aku bingung harus menjawab apa padanya, memang sebenarnya aku mempunyai perasaan yang sama dengannya. Tapi aku tidak mau menyakiti hati temanku. Memang aku mempunyai rasa cinta padanya, tapi aku harus berusaha untuk memendamnya demi sahabat terbaikku.

“Maaf  Ben, bukanya aku bermaksud untuk menyakiti mu. Tapi aku tidak bisa menerima permintaanmu”.

“Apa alasannya kamu menolakku, apa karena aku ini miskin Ani?”jawab beni dengan segenap harapannya.

“Maaf ben aku benar-benar gak bisa menerima permintaanmu itu, bukan karena kamu ini miskin, tapi karena suatu hal yang membuat aku tidak bisa menerima permintaannya kamu”.

          Akupun segera pergi, walaupun dengan hati yang begitu sedih tapi aku harus bisa menahannya demi seorang sahabat aku yang selalu ada untuk aku.










Karya : Budiwirayasa

Tidak ada komentar:

Posting Komentar